Prodi Peternakan UMBY Kenalkan Sumber Daya Genetik Ternak Lokal Indonesia
February 21, 2020 2020-02-21 7:17Prodi Peternakan UMBY Kenalkan Sumber Daya Genetik Ternak Lokal Indonesia
Prodi Peternakan UMBY Kenalkan Sumber Daya Genetik Ternak Lokal Indonesia
Sumber Daya Genetik Ternak Lokal (SDGT) merupakan kekayaan suatu bangsa atau Negara yang dapat dijadikan ciri khas sekaligus keunggulan yang punya nilai tinggi dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu SDGT yang ada di Indonesia adalah Sapi Pasundan yang merupakan SDGT asli Indonesia yang berasal dari Jawa Barat.
Sapi pasundan merupakan ternak lokal Indonesia khususnya diwilayah Provinsi Jawa Barat yang sudah dipelihara secara turun temurun dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat peternak selama ratusan tahun serta dijadikan sumber modal atau sebagai tabungan. Berdasarkan SK. Mentri Pertanian RI. No. 1051/ kpts/ SR.120/ 10/ 2014, Sebaran asli geografis Sapi Pasundan di Provinsi Jawa Barat meliputi kabupaten Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Indramayu dan Purwakarta.
Asal usul sapi pasundan yaitu hasil dari adaptasi lebih dari sepuluh generasi antara bos sandaicus/ banteng/ sapi bali, dengan sapi jawa, sapi Madura dan sapi sumba ongole membentuk sapi pasundan. Karakteristik sapi pasundan berdasarkan SK. Mentri Pertanian RI. No. 1051/ kpts/ SR.120/ 10/ 2014 yaitu :
Sifat kualitatif : warna tubuh Dominan merah bata, terdapat warna putih pada bagian pelvis dan keempat kaki bagian bawah (tarsus dan carpus) dengan batasan yang tidak kontras. Terdapat garis belut atau garis punggung dengan warna lebih tua, dari warna dominan. Beberapa sapi pasundan jantan dapat mengalami perubahan warna dari merah bata menjadi hitam sesuai dengan dewasa kelamin (perubahan hormone androgen). Hidung hitam, ujung ekor hitam, bentuk tubuh segi empat, bentuk kaki panjang dan kecil, tanduk pendek tidak seragam dan bervariasi dari kecil sampai besar, gumba atau punuk ada yang bergumba atau berpunuk.
Sifat Kuantitatif : bobot badan sapi pasundan jantan 240 kg dan betina 220,30 kg, umur dewasa kelamin 25-30 bulan, umur pertama beranak 30-40 bulan, jarak beranak 1,1-1,3 tahun, lama estrus (birahi) 12-17 jam dan siklus birahi 18-24 hari.
Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt., menyatakan bahwa SDGT adalah suatu anugrah yang sangat luar biasa yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan sehingga dapat memberikan manfaat bagi para peneliti, akademisi, pemuliabiakan ternak, peternak, dan masyarakat baik untuk pembelajaran, peneletian, produksi pangan, agrowisata dan optimalisasi produksi peternakan. Oleh karena itu pengenalan dan pelestarian SDGT menjadi sangat penting dan menjadi tanggung jawab kita bersama supaya tidak mengalami kepunahan.
Sutarno dan Setiawan (2015) melaporkan bahwa pada tahun 1990 satu ekor sapi pasundan memproduksi karkas antara 500-700 kg, namun saat ini sapi rancah (pasundan) hanya dapat menghasilkan karkas rata-rata 300-350 kg/ekor. Hal ini merupakan dampak dari perkawinan inbreeding yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.